Senin, 27 Juni 2011

Perdarahan post partum

Yang dinamakan perdarahan postpartum ialah perdarahan yang melebihi 500 cc dalam 24 jam setelah anak lahir namun sesudah  24 jam anak lahir disebut perdarahan postpartum yang lambat dan biasanya disebabkan oleh jaringan plasenta yang tertinggal.  Perdarahan postpartum adalah penyebab kematian ibu yang paling penting.  Selain itu dimana perdarahan postpartum tidak menyebabkan kematian, kejadian ini  sangat mempengaruhi morbiditas nifas karena mengurangkan daya tahan. Perdarahan postpartum lebih banyak terjadi pada ibu-ibu di Indonesia.
Penyebab perdarahan postpartum aialah :
·         Perdarahan atonis
·         Robekan cervik atau robekan vagina
·         Tertinggalnya bagian-bagian placenta
·         Perdarahan karena koagulopathi
Perdarahan atonis
Kemungkinan perdarahan atonis timbul pada bayi yang besar, kehamilan kembar, dan hydramnion.  Pada ketiga faktor tersebut atonia uteri disebabkan karena rahim terlalu diregang karena grande multipare, solution placentae, plecenta praevia, anestesi umum, partus lama dan sala pimpin kala III jika rahim dipijat-pijat untuk mempercepat lahirnya plasenta.  Perdarahan atonis dapat terjadi dalam kala III maupun IV.
Perdarahan karena robekan cervix
Setelah persalinan buatan atau kalau ada perdarahan walaupun kontraksi  uterus baik dan darah yang keluar berwarna merah muda harus dilakukan pemeriksaan dengan speculum.  Jika terdapat robekn yang berdarah atau robekan yang lebih besar dar 1 cm, maka robekan tersebut hendaknya dijahit.   Untuk memudahkan penjaitan baiknya fundus uteri ditekan kebawah hingga cervix dekat dengan vulva, kemudian kedua bibirr cervix dijepit dengan klem dan ditarik ke bawah.  Dalam melakukan jaitan robekan cervix ini yang penting bukan jaitan lukanya tapi pengikatan dari cabang-cabang arteria uterine.
Perdarahan karena sisa placenta
Jika pada pemeriksaan placenta ternyata jaringan placenta tidak lengkap, maka harus dilakukan eksplorasi dari cavum uteri.  Potongan-potongan plecenta yang ketinggalan tanpa diketahui biasanya menimbulkan perdarahan ppostpartum lambat.  Kalau perdarahan banyak hendaknya sisa-sisa placenta ini segera dikeluarkan walaupun ada demam
Perdarahan karena koagulopathi
coagulopathi ialah kelainan pembekuan darah : dalam ilmu kebidanan paling sering disebabkan oleh solusio plasenta, tapi juga dijumpai pada emboli air ketuban, kematian janin dalam rahim dan perdarahan postpartum. Kadar fibrinogen pada wanita yang hamil biasanya antara 300-700 mg dalam 100 cc. bila kadar fibrinogen dalam darah turun di bawah 100 mg per 100 cc terjadilah gangguan pembekuan darah. Terjadinya hipofibrinogenemia : Fase I : pada pembuluh darah terminal (arteriol, kapiler, vena terjadi pembekuan darah disebut disseminated intravaskuler clotting, akibatnya ialah bahwa peredaran darah kapiler (microcirculasi) terganggu. Jadi pada fase I turunya kadar fibrinogen disebabkan karena pemakaian zat tersebut. Maka fase I disebut juga coagulopatihi consumtif. Diduga bahwa hematom retroplacentair mengeluarkan thtomboplastin yang menyebabkan pembekuan intravaskuler tersebut. Akibat gangguan mikrocirculasi terjadi kerusakan jaringan pada alat-alat yang penting karena hipoxia, kerusakan ginjal menyebabkan oliguri/anuri, akibat gangguan mocrocirculsi ialah shock Fase II : fase regulasi reparatif ialah usaha badan untuk membuka kembali perdarahan. Darah kapiler yang tersumbat. Usaha ini dilaksanakan dengan fibrinolyse. Fibrinolyse yang berlebihan lebih lagi menurunkan kadar fibrinogen hingga terjadi perdarahan patologis Penentuan hypofibrinogenaemi Penentuan fibrinogen secara laboratoris memakan waktu yang lama maka untuk keadaan akut baik dilakukan clot obsevation test. Beberapa CC darah dimasukkan dalam tabung reagens. Darah yang normal membeku dalam 6-15 menit. Jika darah membeku cair lagi dalam 1 jam maka ada aktivitas fibrinolyse (Winkjosastro, 2005).

PERLUKAAN DAN PERISTIWA LIN PADA PERSALINAN
Infeksi Nifas                                                                                           
1. Pengertian
Infeksi nifas adalah semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman – kuman ke dalam alat – alat genital pada waktu persalinan dan nifas.
2. Etiologi
a. Berdasarkan masuknya kuman ke dalam alat kandungan.
1). Ektogen (kuman datang dari luar)
2). Autogen (kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh)
3). Endogen (dari jalan lahir sendiri)
b. Berdasarkan kuman yang sering menyebabkan infeksi.
1). Streptococcus Haemolyticus Aerobik
Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat yang ditularkan dari penderita lain, alat – alat yang tidak suci hama, tangan penolong.
2). Staphylococcus aureus
Masuk secara eksogen, infeksinya sedang, banyak ditemukan sebagai penyebab infeksi di rumah sakit.
3). Eschericia coli
Sering berasal dari kandung kemih dan rektum, menyebabkan infeksi terbatas.
4). Clostridium welchii
Kuman aerobik yang sangat berbahaya, sering ditemukan pada abortus kriminalis dan partus yang ditolong dukun dari luar rumah sakit.
3. Patofisiologi
Setelah kala III, daerah bekas insersio plasenta merupakan sebuah luka dengan diameter kira – kira 4 cm. Permukaannya tidak rata, berbenjol – benjol karena banyaknya vena yang ditutupi trombus. Daerah ini merupakan tempat yang baik untuk tumbuhnya kuman dan masuknya jenis yang patogen dalam tubuh wanita. Servik sering mengalami perlukaan pada persalinan, demikian juga vulva, vagina dan perineum, yang merupakan tempat masuknya kuman patogen.
Infeksi nifas dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu satu infeksi yang terbatas pada perineum, vulva, vagina, servik dan endometrium, kedua penyebaran dari tempat tersebut melalui vena – vena, melalui jalan limfe dan melalui permukaan endometrium.
4. Tanda dan gejala
Infeksi akut ditandai dengan demam, sakit didaerah infeksi, berwarna kemerahan, fungsi organ tersebut terganggu. Gambaran klinis infeksi nifas dapat berbentuk :
a. Infeksi lokal
Pembengkakan luka episiotomi, terjadi penanahan, perubahan warna kulit, pengeluaran lochea bercampur nanah, mobilitasi terbatas karena rasa nyeri, temperatur badan dapat meningkat.
b. Infeksi umum
Tampak sakit dan lemah, temperatur meningkat, tekanan darah menurun dan nadi meningkat, pernafasan dapat meningkat dan terasa sesak, kesadaran gelisah sampai menurun dan koma, terjadi gangguan involusi uterus, lochea berbau dan bernanah serta kotor.
5. Cara terjadinya infeksi
1). Manipulasi penolong yang tidak suci hama, atau periksa dalam yang berulang – ulang dapat membawa bakteri yang sudah ada ke dalam rongga rahim.
2). Alat – alat yang tidak suci hama.
3). Infeksi droplet, sarung tangan dan alat – alat terkena infeksi, kontaminasi yang berasal dari hidung, tenggorokan dari penolong.
4). Infeksi rumah sakit
5). Koitus pada akhir kehamilan pada ketuban pecah dini.
6). Infeksi intra partum.
6. Faktor predisposisi
a. Persalinan yang berlangsung lama sampai terjadi persalinan terlantar.
b. Tindakan operasi persalinan.
c. Tertinggalnya plasenta, selaput ketuban dan bekuan darah.
d. Ketuban pecah dini.
e. Keadaan yang dapat menurunkan keadaan umum.
7. Pencegahan
a. Lakukan mobilisasi dini sehingga darah lochea keluar dengan lancar.
b. Perlukaan dirawat dengan baik.
c. Rawat gabung dengan isolasi untuk mengurangi infeksi nasokomial.

SHOCK (SYOK) DALAM KEBIDANAN
  1. Shock Anafilaksis
Shock Anafilaksis: "Tidak terdapat definisi universal yang diterima tentang definisi anafilaktik dan reaksi anafilaktik. Anafilaksis merupakan kalimat yang digunakan untuk menggambarkan reaksi hypersensitifitas yang dimediasi oleh immunoglobulin E (IgE). Reaksi anafilaksis sama tetapi tidak tergantung pada hypersensitifitas.
Tanda dan Gejala
Reaksi anafilakstik sangat bervriasi dalam berat dan lamanya gejala. Beberapa reaksi muncul dalam hitungan jam dan yang lain muncul setelah 24 jam
Pasien yang menderita anafilaksis memiliki reaksi satu atau lebih dari gejala berikut:angio-oedema, urticaria. Dyspnoea, hypotension yang disebabkan karena vasodilatasi dan kehilangann plasma dari kompartemen darah.
Gejala lain terdiri dari: rhinitis, konjunctivitis, abdominal pain, muntah, diare, pucat
Pemerisaan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik haru dilakukan pada kesempatan pertama bertemu pasien. Riwayat kesehatan sebelumnya samap pentingnya dengan reaksi yang sedang berlangsung..
Harus disadari bahwa pasien dapat saja meningggalyang disebabkan karena reaksi anafilaksis.
Pendekatan ABCDE
Airway
Pastikan kepatenan jalan napas, atur posisi pasien, siapkan gudel atau nasofaringeal jika perlu, pertimbangkan untuk melakukan instubasi jika pasien tidak dapat mempertahankan jalan napas.
Breathing
Berikan oksigen tekanan tinggi, monitoring saturasi oksigen untuk mempertahankan saturasi diatas 92%, monitor frekuensi napas, kaji ventilasi dengan bag valve mask jika perlu, ukur Peak Expiratory Flow Rate (PEFR), pertimbangkan pemberian nebulise Salbutamol melalui oksigen
Circulation
Lakukan pemberian intravena, monitoring jantung, rekam EKG, monitor tekanan darah setiap 5 menit, jika hypotensi (BP <> Berikan 1:1,000 0.5 ml (500 mcg) IM., Ulangi pemberian adrenalin dalam waktu 5 menit jika tidak ada perubahan klinis.
Disability
Kaji dengan menggunakan AVPU atau Glasgow Coma Scale:
A – alert (kesadaran)
V – respon terhadap perintah verbal
P – respon terhadap nyeri
U – unresponsive/tidak berespon
Exposure
Perhatikan adanya kemerahan dan luka pada kulit, jika tidak yakin dengan penyebab, cari tanda adanya gigitan serangga, dan ular.
Tanda ancaman kehidupan
Stridor, wheezing, cyanosis, tachikardi, penurunan capillary refill time (CRT)
Jika pasien menunjukan adanya gejala tersebut, segera minta pertolongan dan berikan adrenalin secepatnya.


Sepsis dan shock septis mengancam kehidupan. Mortalitas kasus ini sekitar 25% sampai dengan 90%.

Definisi
Sepsis merupakan respon sistemik terhadap bakteriemia. Pada saat bakteriemia menyebabkan perubahan dalam sirkulasi menimbulkan penurunan perfusi jaringan dan terjadi shock sepsis. Sekitar 40% pasien sepsis disebabkan oleh mikroorganisme gram-positive dan 60% disebabkan mikroorganisme gram-negative. Pada orang dewasa infeksi saluran kencing merupakan sumber utama terjadinya infeksi. Di rumah sakit kemungkinan sumber infeksi adalah luka dan kateter atau kateter intravena. Organisme yang paling sering menyebabkan sepsis adalah staphylococcus aureus dan
pseudomonas sp.

Tanda dan Gejala

Pasien dengan sepsis dan shock sepsis merupakan penyakit akut. Pengkajian dan pengobatan sangat diperlukan. Pasien dapat meninggal karena sepsis. Gejala umum adalah:. Demam,. Berkeringat,  sakit kepala, . nyeri otot


Cari tahu sumber infeksi utama. Pertimbangkan sumber infeksi berikut:

a. infeksi saluran kencing
b. infeksi saluran pernapasan
c. infeksi kulit
d. meningitis
e. endokarditis
f. infeksi intra abdomen
g. osteomyelitis
h. penyakit inflamasi pelvis
i. penyakit menular seksual

Pada pasien sepsis kemungkinan ditemukan:
a. perubahan sirkulasi
b. penurunan perfusi perifer
c. tachycardia
d. tachypnea
e. pyresia atau temperature <36oC
f. hypotensi

Pengkajian Selalu menggunakan pendekatan ABCDE.

Airway
a. yakinkan kepatenan jalan napas
b. berikan alat bantu napas jika perlu (guedel atau nasopharyngeal)
c. jika terjadi penurunan fungsi pernapasan segera kontak ahli anestesi dan bawa segera mungkin ke ICU

Breathing
a. kaji jumlah pernasan lebih dari 24 kali per menit merupakan gejala yang signifikan
b. kaji saturasi oksigen
c. periksa gas darah arteri untuk mengkaji status oksigenasi dan kemungkinan asidosis
d. berikan 100% oksigen melalui non re-breath mask
e. auskulasi dada, untuk mengetahui adanya infeksi di dada
f. periksa foto thorak

Circulation
a. kaji denyut jantung, >100 kali per menit merupakan tanda signifikan
b. monitoring tekanan darah, tekanan darah < 90 mmHg merupakan prognosis jelek
c. periksa waktu pengisian kapiler
d. pasang infuse dengan menggunakan canul yang besar
e. berikan cairan koloid – gelofusin atau haemaccel
f. pasang kateter
g. lakukan pemeriksaan darah lengkap
h. siapkan untuk pemeriksaan kultur
i. catat temperature, kemungkinan pasien pyreksia atau temperature kurang dari 36oC
j. siapkan pemeriksaan urin dan sputum
k. berikan antibiotic spectrum luas sesuai kebijakan setempat.

Disability
Bingung merupakan salah satu tanda pertama pada pasien sepsis padahal sebelumnya tidak ada masalah (sehat dan baik).
a. kaji tingkat kesadaran dengan menggunakan AVPU.

Exposure
Jika sumber infeksi tidak diketahui, cari adanya cidera, luka dan tempat suntikan dan tempat sumber infeksi lainnya.

Tanda ancaman terhadap kehidupan
Sepsis yang berat didefinisikan sebagai sepsis yang menyebabkan kegagalan fungsi organ. Jika sudah menyembabkan ancaman terhadap kehidupan maka pasien harus dibawa ke ICU, adapun indikasinya sebagai berikut:
a. penurunan fungsi ginjal
b. penurunan fungsi jantung
c. hyposia
d. asidosis
e. gangguan pembekuan
f. acute respiratory distress syndrome (ARDS) – tanda cardinal oedema pulmonal.
Shock septic didefinisikan sebagai sepsis yang berat dengan tekanan darah sistolik <90 mmHg.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar