Senin, 27 Juni 2011

Perdarahan post partum

Yang dinamakan perdarahan postpartum ialah perdarahan yang melebihi 500 cc dalam 24 jam setelah anak lahir namun sesudah  24 jam anak lahir disebut perdarahan postpartum yang lambat dan biasanya disebabkan oleh jaringan plasenta yang tertinggal.  Perdarahan postpartum adalah penyebab kematian ibu yang paling penting.  Selain itu dimana perdarahan postpartum tidak menyebabkan kematian, kejadian ini  sangat mempengaruhi morbiditas nifas karena mengurangkan daya tahan. Perdarahan postpartum lebih banyak terjadi pada ibu-ibu di Indonesia.
Penyebab perdarahan postpartum aialah :
·         Perdarahan atonis
·         Robekan cervik atau robekan vagina
·         Tertinggalnya bagian-bagian placenta
·         Perdarahan karena koagulopathi
Perdarahan atonis
Kemungkinan perdarahan atonis timbul pada bayi yang besar, kehamilan kembar, dan hydramnion.  Pada ketiga faktor tersebut atonia uteri disebabkan karena rahim terlalu diregang karena grande multipare, solution placentae, plecenta praevia, anestesi umum, partus lama dan sala pimpin kala III jika rahim dipijat-pijat untuk mempercepat lahirnya plasenta.  Perdarahan atonis dapat terjadi dalam kala III maupun IV.
Perdarahan karena robekan cervix
Setelah persalinan buatan atau kalau ada perdarahan walaupun kontraksi  uterus baik dan darah yang keluar berwarna merah muda harus dilakukan pemeriksaan dengan speculum.  Jika terdapat robekn yang berdarah atau robekan yang lebih besar dar 1 cm, maka robekan tersebut hendaknya dijahit.   Untuk memudahkan penjaitan baiknya fundus uteri ditekan kebawah hingga cervix dekat dengan vulva, kemudian kedua bibirr cervix dijepit dengan klem dan ditarik ke bawah.  Dalam melakukan jaitan robekan cervix ini yang penting bukan jaitan lukanya tapi pengikatan dari cabang-cabang arteria uterine.
Perdarahan karena sisa placenta
Jika pada pemeriksaan placenta ternyata jaringan placenta tidak lengkap, maka harus dilakukan eksplorasi dari cavum uteri.  Potongan-potongan plecenta yang ketinggalan tanpa diketahui biasanya menimbulkan perdarahan ppostpartum lambat.  Kalau perdarahan banyak hendaknya sisa-sisa placenta ini segera dikeluarkan walaupun ada demam
Perdarahan karena koagulopathi
coagulopathi ialah kelainan pembekuan darah : dalam ilmu kebidanan paling sering disebabkan oleh solusio plasenta, tapi juga dijumpai pada emboli air ketuban, kematian janin dalam rahim dan perdarahan postpartum. Kadar fibrinogen pada wanita yang hamil biasanya antara 300-700 mg dalam 100 cc. bila kadar fibrinogen dalam darah turun di bawah 100 mg per 100 cc terjadilah gangguan pembekuan darah. Terjadinya hipofibrinogenemia : Fase I : pada pembuluh darah terminal (arteriol, kapiler, vena terjadi pembekuan darah disebut disseminated intravaskuler clotting, akibatnya ialah bahwa peredaran darah kapiler (microcirculasi) terganggu. Jadi pada fase I turunya kadar fibrinogen disebabkan karena pemakaian zat tersebut. Maka fase I disebut juga coagulopatihi consumtif. Diduga bahwa hematom retroplacentair mengeluarkan thtomboplastin yang menyebabkan pembekuan intravaskuler tersebut. Akibat gangguan mikrocirculasi terjadi kerusakan jaringan pada alat-alat yang penting karena hipoxia, kerusakan ginjal menyebabkan oliguri/anuri, akibat gangguan mocrocirculsi ialah shock Fase II : fase regulasi reparatif ialah usaha badan untuk membuka kembali perdarahan. Darah kapiler yang tersumbat. Usaha ini dilaksanakan dengan fibrinolyse. Fibrinolyse yang berlebihan lebih lagi menurunkan kadar fibrinogen hingga terjadi perdarahan patologis Penentuan hypofibrinogenaemi Penentuan fibrinogen secara laboratoris memakan waktu yang lama maka untuk keadaan akut baik dilakukan clot obsevation test. Beberapa CC darah dimasukkan dalam tabung reagens. Darah yang normal membeku dalam 6-15 menit. Jika darah membeku cair lagi dalam 1 jam maka ada aktivitas fibrinolyse (Winkjosastro, 2005).

PERLUKAAN DAN PERISTIWA LIN PADA PERSALINAN
Infeksi Nifas                                                                                           
1. Pengertian
Infeksi nifas adalah semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman – kuman ke dalam alat – alat genital pada waktu persalinan dan nifas.
2. Etiologi
a. Berdasarkan masuknya kuman ke dalam alat kandungan.
1). Ektogen (kuman datang dari luar)
2). Autogen (kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh)
3). Endogen (dari jalan lahir sendiri)
b. Berdasarkan kuman yang sering menyebabkan infeksi.
1). Streptococcus Haemolyticus Aerobik
Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat yang ditularkan dari penderita lain, alat – alat yang tidak suci hama, tangan penolong.
2). Staphylococcus aureus
Masuk secara eksogen, infeksinya sedang, banyak ditemukan sebagai penyebab infeksi di rumah sakit.
3). Eschericia coli
Sering berasal dari kandung kemih dan rektum, menyebabkan infeksi terbatas.
4). Clostridium welchii
Kuman aerobik yang sangat berbahaya, sering ditemukan pada abortus kriminalis dan partus yang ditolong dukun dari luar rumah sakit.
3. Patofisiologi
Setelah kala III, daerah bekas insersio plasenta merupakan sebuah luka dengan diameter kira – kira 4 cm. Permukaannya tidak rata, berbenjol – benjol karena banyaknya vena yang ditutupi trombus. Daerah ini merupakan tempat yang baik untuk tumbuhnya kuman dan masuknya jenis yang patogen dalam tubuh wanita. Servik sering mengalami perlukaan pada persalinan, demikian juga vulva, vagina dan perineum, yang merupakan tempat masuknya kuman patogen.
Infeksi nifas dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu satu infeksi yang terbatas pada perineum, vulva, vagina, servik dan endometrium, kedua penyebaran dari tempat tersebut melalui vena – vena, melalui jalan limfe dan melalui permukaan endometrium.
4. Tanda dan gejala
Infeksi akut ditandai dengan demam, sakit didaerah infeksi, berwarna kemerahan, fungsi organ tersebut terganggu. Gambaran klinis infeksi nifas dapat berbentuk :
a. Infeksi lokal
Pembengkakan luka episiotomi, terjadi penanahan, perubahan warna kulit, pengeluaran lochea bercampur nanah, mobilitasi terbatas karena rasa nyeri, temperatur badan dapat meningkat.
b. Infeksi umum
Tampak sakit dan lemah, temperatur meningkat, tekanan darah menurun dan nadi meningkat, pernafasan dapat meningkat dan terasa sesak, kesadaran gelisah sampai menurun dan koma, terjadi gangguan involusi uterus, lochea berbau dan bernanah serta kotor.
5. Cara terjadinya infeksi
1). Manipulasi penolong yang tidak suci hama, atau periksa dalam yang berulang – ulang dapat membawa bakteri yang sudah ada ke dalam rongga rahim.
2). Alat – alat yang tidak suci hama.
3). Infeksi droplet, sarung tangan dan alat – alat terkena infeksi, kontaminasi yang berasal dari hidung, tenggorokan dari penolong.
4). Infeksi rumah sakit
5). Koitus pada akhir kehamilan pada ketuban pecah dini.
6). Infeksi intra partum.
6. Faktor predisposisi
a. Persalinan yang berlangsung lama sampai terjadi persalinan terlantar.
b. Tindakan operasi persalinan.
c. Tertinggalnya plasenta, selaput ketuban dan bekuan darah.
d. Ketuban pecah dini.
e. Keadaan yang dapat menurunkan keadaan umum.
7. Pencegahan
a. Lakukan mobilisasi dini sehingga darah lochea keluar dengan lancar.
b. Perlukaan dirawat dengan baik.
c. Rawat gabung dengan isolasi untuk mengurangi infeksi nasokomial.

SHOCK (SYOK) DALAM KEBIDANAN
  1. Shock Anafilaksis
Shock Anafilaksis: "Tidak terdapat definisi universal yang diterima tentang definisi anafilaktik dan reaksi anafilaktik. Anafilaksis merupakan kalimat yang digunakan untuk menggambarkan reaksi hypersensitifitas yang dimediasi oleh immunoglobulin E (IgE). Reaksi anafilaksis sama tetapi tidak tergantung pada hypersensitifitas.
Tanda dan Gejala
Reaksi anafilakstik sangat bervriasi dalam berat dan lamanya gejala. Beberapa reaksi muncul dalam hitungan jam dan yang lain muncul setelah 24 jam
Pasien yang menderita anafilaksis memiliki reaksi satu atau lebih dari gejala berikut:angio-oedema, urticaria. Dyspnoea, hypotension yang disebabkan karena vasodilatasi dan kehilangann plasma dari kompartemen darah.
Gejala lain terdiri dari: rhinitis, konjunctivitis, abdominal pain, muntah, diare, pucat
Pemerisaan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik haru dilakukan pada kesempatan pertama bertemu pasien. Riwayat kesehatan sebelumnya samap pentingnya dengan reaksi yang sedang berlangsung..
Harus disadari bahwa pasien dapat saja meningggalyang disebabkan karena reaksi anafilaksis.
Pendekatan ABCDE
Airway
Pastikan kepatenan jalan napas, atur posisi pasien, siapkan gudel atau nasofaringeal jika perlu, pertimbangkan untuk melakukan instubasi jika pasien tidak dapat mempertahankan jalan napas.
Breathing
Berikan oksigen tekanan tinggi, monitoring saturasi oksigen untuk mempertahankan saturasi diatas 92%, monitor frekuensi napas, kaji ventilasi dengan bag valve mask jika perlu, ukur Peak Expiratory Flow Rate (PEFR), pertimbangkan pemberian nebulise Salbutamol melalui oksigen
Circulation
Lakukan pemberian intravena, monitoring jantung, rekam EKG, monitor tekanan darah setiap 5 menit, jika hypotensi (BP <> Berikan 1:1,000 0.5 ml (500 mcg) IM., Ulangi pemberian adrenalin dalam waktu 5 menit jika tidak ada perubahan klinis.
Disability
Kaji dengan menggunakan AVPU atau Glasgow Coma Scale:
A – alert (kesadaran)
V – respon terhadap perintah verbal
P – respon terhadap nyeri
U – unresponsive/tidak berespon
Exposure
Perhatikan adanya kemerahan dan luka pada kulit, jika tidak yakin dengan penyebab, cari tanda adanya gigitan serangga, dan ular.
Tanda ancaman kehidupan
Stridor, wheezing, cyanosis, tachikardi, penurunan capillary refill time (CRT)
Jika pasien menunjukan adanya gejala tersebut, segera minta pertolongan dan berikan adrenalin secepatnya.


Sepsis dan shock septis mengancam kehidupan. Mortalitas kasus ini sekitar 25% sampai dengan 90%.

Definisi
Sepsis merupakan respon sistemik terhadap bakteriemia. Pada saat bakteriemia menyebabkan perubahan dalam sirkulasi menimbulkan penurunan perfusi jaringan dan terjadi shock sepsis. Sekitar 40% pasien sepsis disebabkan oleh mikroorganisme gram-positive dan 60% disebabkan mikroorganisme gram-negative. Pada orang dewasa infeksi saluran kencing merupakan sumber utama terjadinya infeksi. Di rumah sakit kemungkinan sumber infeksi adalah luka dan kateter atau kateter intravena. Organisme yang paling sering menyebabkan sepsis adalah staphylococcus aureus dan
pseudomonas sp.

Tanda dan Gejala

Pasien dengan sepsis dan shock sepsis merupakan penyakit akut. Pengkajian dan pengobatan sangat diperlukan. Pasien dapat meninggal karena sepsis. Gejala umum adalah:. Demam,. Berkeringat,  sakit kepala, . nyeri otot


Cari tahu sumber infeksi utama. Pertimbangkan sumber infeksi berikut:

a. infeksi saluran kencing
b. infeksi saluran pernapasan
c. infeksi kulit
d. meningitis
e. endokarditis
f. infeksi intra abdomen
g. osteomyelitis
h. penyakit inflamasi pelvis
i. penyakit menular seksual

Pada pasien sepsis kemungkinan ditemukan:
a. perubahan sirkulasi
b. penurunan perfusi perifer
c. tachycardia
d. tachypnea
e. pyresia atau temperature <36oC
f. hypotensi

Pengkajian Selalu menggunakan pendekatan ABCDE.

Airway
a. yakinkan kepatenan jalan napas
b. berikan alat bantu napas jika perlu (guedel atau nasopharyngeal)
c. jika terjadi penurunan fungsi pernapasan segera kontak ahli anestesi dan bawa segera mungkin ke ICU

Breathing
a. kaji jumlah pernasan lebih dari 24 kali per menit merupakan gejala yang signifikan
b. kaji saturasi oksigen
c. periksa gas darah arteri untuk mengkaji status oksigenasi dan kemungkinan asidosis
d. berikan 100% oksigen melalui non re-breath mask
e. auskulasi dada, untuk mengetahui adanya infeksi di dada
f. periksa foto thorak

Circulation
a. kaji denyut jantung, >100 kali per menit merupakan tanda signifikan
b. monitoring tekanan darah, tekanan darah < 90 mmHg merupakan prognosis jelek
c. periksa waktu pengisian kapiler
d. pasang infuse dengan menggunakan canul yang besar
e. berikan cairan koloid – gelofusin atau haemaccel
f. pasang kateter
g. lakukan pemeriksaan darah lengkap
h. siapkan untuk pemeriksaan kultur
i. catat temperature, kemungkinan pasien pyreksia atau temperature kurang dari 36oC
j. siapkan pemeriksaan urin dan sputum
k. berikan antibiotic spectrum luas sesuai kebijakan setempat.

Disability
Bingung merupakan salah satu tanda pertama pada pasien sepsis padahal sebelumnya tidak ada masalah (sehat dan baik).
a. kaji tingkat kesadaran dengan menggunakan AVPU.

Exposure
Jika sumber infeksi tidak diketahui, cari adanya cidera, luka dan tempat suntikan dan tempat sumber infeksi lainnya.

Tanda ancaman terhadap kehidupan
Sepsis yang berat didefinisikan sebagai sepsis yang menyebabkan kegagalan fungsi organ. Jika sudah menyembabkan ancaman terhadap kehidupan maka pasien harus dibawa ke ICU, adapun indikasinya sebagai berikut:
a. penurunan fungsi ginjal
b. penurunan fungsi jantung
c. hyposia
d. asidosis
e. gangguan pembekuan
f. acute respiratory distress syndrome (ARDS) – tanda cardinal oedema pulmonal.
Shock septic didefinisikan sebagai sepsis yang berat dengan tekanan darah sistolik <90 mmHg.

Gangguan psikologi pada masa kehamilan



PENDAHULUAN
Konsep ini terutama dianut oleh para ahli di Jerman. Pada waktu ini peran dominan strukturalisme di Jerman telah diambil alih oleh aliran Gestalt. Paham Gestalt menganggap struktur pengorganisasian mental manusia adalah inherent. Struktur ini memungkinkan manusia belajar dan mendapatkan isi mental itu sendiri. Dengan demikian, Gestalt berfokus pada konsep mental yang aktif namun tetap empiris.
Psikoanalisa mengikuti keaktifan mental dari Gestalt (Freud dengan psikodinamikanya pada level kesadaran dan non kesadaran) namun tidak empiris. Tidak seperti aliran lainnya, psikoanalisa berkembang bukan dari riset para akademisi, tapi berdasarkan pengalaman dari praktek klinis.
Gejala pertama kehamilan adalah berhentinya siklus haid normal, kebanyakan ibu hamil akan mengalami mual dan muntah, akibat mulai berpengaruhnya aktivitas hormon – hormon yang muncul dalam kehamilan. Seperti Human Chorionic Gonadottropin             ( HCG ),  gejala lainnya adalah berkurangnya nafsu makan, mengidam, kelelahan, frekuensi buang air kecil yang meningkat, mengalami sembelit dan kemudian akan mengalami perdarahan berbercak dalam kurun waktu sampai 5 minggu usia kehamilan.
Masa paling berat bagi beban psikis ibu hamil terjadi di trimester pertama, yaitu ketika perubahan aktivitas hormonal ibu sedang besar – besarnya. Perubahan inilah yang sering mempengaruhi stabilitas emosi ibu.   Beban fisik dan mental yang di alami ibu hamil biasa di sebabkan oleh karena perubahan fisik dan hormonnya, seperti bentuk tubuh yang melebar dan kondisi ibu yang naik turun, beban ini sering diperparah dengan munculnya trauma – trauma kehamilan, sehingga masalah yang di hadapi ibu pun semakin kompleks.
Pengertian
Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata) dalam arti bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental. Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa / mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental.
 Masa reproduksi merupakan masa yang terpenting bagi wanita dan berlangsung kira – kira 33 tahun. Haid pada masa ini paling teratur dan siklus pada alat genital bermakna untuk memungkinkan kehamilan. Pada masa ini terjadi ovulasi kurang lebih 450 kali, dan selama ini wanita berdarah selama 1800 hari. Biarpun pada umur 40 tahun keatas   perempun masih dapat hamil, fertilitas menurun cepat sesudah umur tersebut .
Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya. Sebagian besar kaum wanita menganggap bahwa kehamilan adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian wanita mengganggap sebagai peristiwa khusus yang sangat menentukan kehidupan selanjutnya. Perubahan fisik dan emosional yang kompleks, memerlukan adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi. Konflik antara keinginan, kebanggaan yang ditumbuhkan dari norma-norma sosial kultural dan persoalan dalam kehamilan itu sendiri dapat merupakan pencetus berbagai reaksi psikologis, mulai dari reaksi emosional ringan hingga ke tingkat gangguan jiwa yang berat.

Untuk lebih mudah memahami perubahan psikologi pada ibu hamil akan dibahas lebih rinci pada setiap trimester dalam uraian berikut:

1. Trimester I

Trimester pertama Sering dikatakan sebagai masa penentuan. Penentuan untuk membuktikan bahwa wanita dalam keadaan hamil. Pada saat inilah situasi psikologis pertama sebagai calon ibu untuk dapat menerima kenyataanya akan kehamilanya.
Selain itu akibat dari dampak terjadinya peningkatan hormon estrogen dan progesteron pada tubuh ibu hamil akan mempengaruhi perubahan pada fisik sehingga banyak ibu hamil yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan.
Dia akan merenungkan keadaan dirinya. Dari munculya kebingungan tentang kehamilanya dengan pengalaman buruk yang pernah dialaminya sebelum kehamilan, efek kehamilan yang akan terjadi pada hidupnya (terutama jika ia wanita karir), tanggung jawab baru atau tambahan yang akan dipikul, kecemasnya tentang kemampuan dirinya untk menjadi seorang ibu, keuangan dan rumah, penerimaan kehamilanya oleh orang lain.
Rasa ketidak nyamanan trimester pertama berupa mual, lelah, perubahan selera, emosional, mungkin menceminkan konflik dan depresi yang dialami dan dapat terjadi pada saat ia teringat tentang kehamilanya.  Kekhawatiran orang tua terhadap kesehatan anak berbeda-beda selama masa hamil. Kekhawatiran pertama timbul pada trimester pertama dan berkaitan dengan kemungkinan keguguran. Banyak wanita yang sengaja tidak memberitahukan kehamilanya kepada orang lain sampai periode ini berlalu.
              Kebingungan yang dialami ibu hamil ini secara normal akan berakhir spontan saat ia menerima kehamilanya. Penerimaan ini biasanya terjadi pada akhir trimester pertama dan didukung oleh perasaanya yang cukup aman untuk mengungkapakan perasaanya terhadap konflik yang dihadapi selama ini. Trimester pertama juga merupakan masa kekhawatiran dari penantian kehamilan menjadi aman. Terutama pada wanita yang pernah mengalami keguguran sebelumnya.    
Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk menyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama. Karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang dapat diberitahukan kepada orang lain atau mungkin dirahasiakanya.
Bertambahnya berat badan adalah bagian yang signifikan pada wanita selama trimester pertama. Ini menjadi bagian uji nyata yang dilakukan wanita seperti yang terlihat pada tubuhnya jelas bahwa ia hamil, bagi kebanyakan wanita bertambahnya berat badannya dijadikan bukti awal berkembangnya bayi meskipun sebenarnya bukanlah kejadian secara fisik. Wanita yang terlihat bertambah berat badanya berperan pada perlindungan dan pertumbuhan abdomennya, yang berarti hamil baginya. Dan sebaliknya bagi wanita hamil dan ingin menyembunyikanya (seperti remaja yang belum menikah) bisa mencegah mereka untuk menunjukkan dan mencoba untuk mengatasi masalahnya.
              Hasrat untuk melakukan hubungan seks pada trimester pertama berbeda-beda. Walaupun beberapa wanita mengalami gairah seks yang lebih tinggi , kebanyakan mereka mengalami penurunan libido selama periode ini. ekspresi seksual selama masa hamil bersifat individual, beberapa pasangan menyatakan puas dengan hubungan seksual mereka, sedangkan yang lainya mengatakan sebaliknya. Perasaan yang berbeda-beda ini dipengaruhi oleh faktor-faktor fisik, emosi, dan interaksi termasuk tahayul tentang seks selama masa hamil,masa disfungsi seksual, dan perubahan fisik pada wanita.
Keadan ini menciptakan kebutuhan untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan suami. Banyak wanita merasa butuh untuk dicintai dan merasakan kuat untuk mencintai namun tanpa berhubungan seks. Libido sangat dipengaruhi oleh kelelahan, rasa mual, pembesaran payudara, keperihatinan, kekhawatiran. Semua ini merupakan bagian normal dari bagian kehamilan pada trimester pertama.

2. Trimester II

            Trimester ke II sering disebut sebagai priode pancaran kesehatan, saat ibu merasa sehat. Ini disebabkan selama trimester ini umumnya wanita sudah merasa baik dan terbebas dari ketidak nyamanan kehamilan. Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidaknyaman karena hamil sudah berkurang. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasakan sebagai beban. ibu sudah menerima kehamilanya dan mulai dapat menggunakan energi dan fikirannya secara lebih konstruktif.   Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan bayinya, dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai seorang diluar dari dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakan pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido.
Trimester kedua dibagi menjadi dua fase yaitu prequickning dan postquickning. Akhir dari trimester petama dan selama prequickning dalam trimester kedua, wanita tersebut akan terus melengkapi dan mengevaluasi segala aspek yang menghubungkanya dengn ibunya sendiri. Semua masalah peribadi dengan ibunya yang telah atau sedang terjadi dianalisis. Kemampuan untuk dapat mempertahankan hubungan ibu dan anak diuji. Dengan ujian ini mendatangkan pengertian dan keriteria penerimaan oleh ibunya yang ia hargai dan hormati.
Hubungan sosial wanita akan meningkat dengan wanita hamil lainya atau yang baru menjadi ibu, ketertarikan dan aktifitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran dan persiapan untuk peran yang baru. Hubungan sosial yang rumit ini membutuhkan sejumlah pekerjaan yang rumit, yang pada giliranya bertindak sebagai katalis bagi peran barunya.
Qickening mungkin menyerang wanita untuk memikirkan bayinya sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya. Kesadaran yang baru ini melalui perubahan dan memusatkan dirinya kebayi, pada saat ini jenis kelamin bayi tidak begitu penting. Perhatian ditujukan pada kesehatan bayi dan kehadiran di dalam keluarga.
Ketika janin menjadi semakin jelas, yang telihat dengan adanya gerakan dan denyut jantung, kecemasan orang tua yang terutama ialah kemungkinan cacat pada anaknya. Orang tua mungkin akan membicarakan rasa cemasnya ini secara terbuka dan berusaha memperoleh kepastian bahwa anaknya dalam keadaan sempurna. Pada tahap lanjut kehamilan, rasa takut bahwa anaknya dapat meninggal semakin melemah.

3. Trimester III

          Trimester ketiga sering disebut periode penantian. Pada periode ini wanita menanti kehadiran bayinya sebagai bagian dari dirinya, dia semakin tidak sabar untuk segera melihat bayinya. Ada perasaan tidak menyenangkan ketika bayinya tidak lahir tepat pada waktunya, fakta yang menempatkan wanita tersebut gelisah dan hanya bisa melihat dan menunggu tanda-tanda dan gejalanya.
Trimester ketiga adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan orang tua, seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi. Saat ini orang-orang di sekelilingnya akan membuat rencana pada bayinya. Wanita tersebut akan berusaha melindungi bayinya, dengan menghindari kerumunan atau seseorang atau apapun yang dianggap membahayakan. Dia membayangkan bahwa bahaya terdapat di dunia luar. Memilih nama adalah aktifitas yang dilakukan dalam mempersiapkan kehadiran bayinya. Dia mungkin akan mencari buku yang berisi nama-nama atau mengikuti penyuluhan-penyuluhan kesehatan yang berkaitan dalam rangka mempersiapkan kelahiran dan kesiapan menjadi orang tua. Membuat atau membeli pakaian bayi. Mengatur ruangan. Banyak hal yang diberikan untuk merawat bayinya.
Sejumlah ketakutan terlihat selama trimester ketiga. Wanita mungkin khawatir terhadap hidupnya dan bayinya, dia tidak akan tahu kapan ia akan melahirkan. Mimpinya mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya. Dia lebih sering bermimpi tentang bayinya, anak-anaknya, persalinan, kehilangan bayi, atau terjebak di tempat kecil dan tidak bisa keluar. Ibu mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan.
Rasa tidak nyaman timbul kembali karena perubahan boody image yaitu merasa dirinya aneh dan jelek ibu memerlukan dukungan dari suami, keluarga dan bidan.
Wanitu juga mengalami peroses berduka seperti kehilangan perhatian dan hak istimewa yang dimiliki selama kehamilan, terpisahnya bayi dari bagian tubuhnya, dan merasa kehilangan kandungan dan menjadi kosong. Perasaan mudah terluka juga terjadi pada masa ini. Wanita tersebut mungkin merasa canggung, jelek, tidak rapi, dia membutuhkan perhatian yang lebih dari pasanganya. Pada pertengahan trimester ketiga, hasrat seksual tidak setingi pada trimester kedua karena abdomen menjadi sebuah penghalang.

Hamil yang Tidak di Kehendaki / di Harapkan
1. Kalangan remaja 
Remaja bisa bilang kalau seks bebas pranikah itu aman untuk di lakukan. Akan tetapi, bila remaja melihat, memahami ataupun merasakan akibat dari prilaku itu, ternyata hasilnya lebih banyak merugikan. Salah satu resiko dari seks pranikah atau seks bebas itu adalah kehamilan yang tidak di harapkan ( KTD ). Kehamilan yang tidak di rencanakan sebelumnya bisa merampas “Kenikmatan“ masa remaja yang seharusnya di nikmati oleh remaja laki – laki maupun perempuan. Walaupun kehamilan itu sendiri dirasakan langsung oleh perempuan, tetapi remaja pria juga akan merasakan dampaknya karena harus bertanggung jawab. Ada dua hal yang bisa dan biasa dilakukan remaja jika mengalami KTD.
a.    Mempertahankan Kehamilan
Semua dampak tersebut dapat membawa resiko baik fisik, psikis maupun sosial. Bila kehamilan di pertahankan resiko psikis yang timbul yaitu ada kemugkinan pihak perempuan menjadi ibu tunggal karena pasangan tidak mau menikahinya atau tidak mempertanggung jawabkan perbuatannya. Kalau mereka menikah, hal ini juga bisa mengakibatkan perkawinan bermasalah yang penuh konflik karena sama – sama belum dewasa dan belum siap memikul tanggung jawab sebagai orang tua. selain itu, pasangan muda terutama pihak perempuan akan sangat di bebani oleh berbagai perasaan yang tidak nyaman, seperti di hantui rasa malu yang terus menerus, rendah diri, bersalah atau berdosa, depresi atau tertekan, pesimis dan lain – lain.
b.    Mengakhiri Kehamilan ( Aborsi )
Bila kehamilan di akhiri bisa mengakibatkan dampak negatif secara psikis. Oleh karena itu, pelaku aborsi sering kali mengalami perasaan – perasaan  takut, panik, tertekan atau stres, trauma mengingat proses aborsi dan kesakitan, kecemasan karena rasa bersalah atau dosa akibat aborsi.

2.  Wanita Dewasa / Ibu Yang Sudah Menikah
Seorang ibu yang tidak menghendaki kehadiran anak disebabkan karena mereka merasa akan menganggu karirnya karena akan membuatnya terikat atau karena ia sudah terlampau sibuk merawat anak – anak yang lain. Selain itu mereka merasa tidak dapat membagi waktu antara kesibukan pekerjaan dengan merawat anak. Penyebab terjadinya KTD pada wanita / ibu yang telah menikah antara lain karena kegagalan alat kontrasepsi yang di pakai.

Hamil Dengan Janin Mati
Ibu dari janin yang meninggal pada periode perinatal mengalami penderitaan. Selama kehamilan mereka telah mulai untuk mengenali dan merasa dekat dengan janinnya, ibu yang mengalami proses kehilangan / kematian janin dalam kandungan akan merasa kehilangan. Pada proses berduka ibu memperlihatkan prilaku yang khas dan merasa emosional tertentu. Hal ini di kelompokkan kedalam berbagai tahapan meliputi :
*     Syok dan menyangkal, ketika di sampaikan janinnya mati reaksi orang tua / ibu pertama kali adalah syok, tidak percaya dan menyangkal.
*     Marah dan bergeming, beberapa ahli menyebut ini sebagai tahap pencarian karena orang tua mencari alasan tentang kematian. Mereka biasanya mencari hal – hal yang mungkin mereka lakukan dengan berbeda
*     Disorientasi dan depresi, emosi predominan pada fase ini adalah kesedihan berduka dibarengi dengan kehilangan, mereka menolak dan menarik diri, orang tua mungkin mengalami kesulitan untuk kembali ke kehidupan normal sehari – hari.
*     Reorganisasi dan penerimaan, fase akhir berduka meliputi penerimaan rasa kehilangan dan kembali beraktivitas normal sehari – hari. Hal yang sangat individu ini  mungkin membutuhkan waktu beberapa bulan. Energi emosional ditinggalkan dan di kurangi serta mengalami kembali hubungan baru serta aktivitas baru.

Hamil dengan Ketergantugan Obat
a.    Pengertian 
Ketergantungan obat adalah suatu keadaan kebutuhan fisik atau mental ( psikologis ) atau kedua – duanya yang terjadi sebagai akibat pemakaian abat secara terus – menerus atau secara periodik.
b.    Dampak Hamil Dengan Ketergantungan Obat
Pengunaan obat – obatan oleh wanita hamil dapat menyebabkan masalah baik pada ibu maupun janinnya. Janin akan megalami cacat fisik dan emosional. Setiap orang tentu menginginkan seorang bayi yang sehat dengan semua bagian badan terbentuk pada bagian yang tepat. Wanita hamil dengan ketergantungan obat umumnya takut melahirkan bayi cacat dan mencoba sebisa mungkin untuk menghindari zat – zat berbahaya yang mungkin membahayakan perkembangan bayi mereka. Banyak kebingungan dan kegelisahan tentang apa yang menyebabkan bayi cacat kerena pengaruh obat – obatan. Kalau terjadi keguguran dan ketidaknormalan bayi akan merasakan takut yang berlebihan, panik dan gelisah.  Salah satu tindakan pada ibu hamil dengan ketergantungan obat yaitu  : mengadakan hubungan dengan keluarga. Keluarga merupakan lingkungan di mana ibu belajar menyesuaikan diri dalam menghadapi kehidupan.
Hamil diluar Nikah
Kehamilan di luar nikah biasanya di akibatkan oleh pergaulan bebas yang diakibatkan oleh didikan dari keluarganya berupa : 
*     Kekurangan kasih sayang yang di berikan oleh keluarga terhadap anak perempuannya akibat orang tua sibuk kerja, perceraian dan broken home.
*     Keluarga yang terlalu disiplin sehingga anak tersebut memberontak untuk menunjukkan kedewasaannya.

Pseudosiesis
Pengertian pseudosiesis adalah kehamilan amaginer atau palsu, gejala kehamilan ini secara psikis lebih berat gangguannya daripada peristiwa abortus. Biasanya gejala yang timbul seperti tanda hamil yang pasti yaitu :

•    Berhentinya menstruasi
•    Membesarnya perut
•    Payudara jadi besar
•    Pinggul jadi besar
•    Perubahan – perubahan kelenjar endokrin, dll.
Pada kehamilan pseudosiesis secara psokologis ada sikap yang ambivalen terhadap kehamilannya yaitu ingin sekali menjadi hamil, sekaligus di barengi ketakutan untuk merealisir keinginan punya anak, sehingga terjadi proses inhibisi.
Keinginan – keinginan tersebut dibarengi rasa bersalah dan dorongan untuk menghukum diri sendiri yang kemudian di kompensasikan dalam bentuk agresivitas, secara simultan, berbarengan muncul kesediaan untuk tidak menyadari bahwa kehamilannya ilusi belaka. Oleh komponen yang kontradiktif ini biasanya wanita tidak mau ke dokter untuk memeriksakan dirinya.

Keguguran
Reaksi wanita terhadap keguguran kandungannya itu sangat bergantung pada kondisi psikisnya sendiri. Maka tak bisa di pungkiri, bahwa janin atau bayi yang di kandungnya itu di rasakan sebagai bagian dari jasmani dan rohaninya sendiri. Dan berkepentingan terhadap ego wanita yang mengandung embrio tersebut :
1.  Faktor penyebab terletak pada psikis dan jiwa.
2.  Wanita hamil yang bersangkutan, mencari bantuan pada faktor penyebab tersebut, melakukan abortus secara tidak sadar. Semua peristiwa berlangsung di luar keinginan sendiri, di dorong oleh harapan yang tidak di sadari.
Beberapa penyebab keguguran menurut pendapat psikiater :
1.     Adanya penolakan dari ayah bayi
2.     Adanya penolakan dari ibu bayi
3.     Ketakutan untuk menjadi ibu
4.     Kecemasan yang disebabkan dari stres pekerjaan atau perselisihan dengan suami maupun dengan anggota keluarga lain.

Kemandulan 
Pengalaman membuktikan bahwa ketakutan serta kecemasan yang berkaitan dengan fungsi reproduksi akan menimbulkan dampak menimbulkan dampak yang merintangi tercapainya orgasme pada coitus. Pendapat yang keliru tentang reproduksi akan diinternalisasikan (dicernakan dalam pribadinya) oleh wanita yang bersangkutan dan lambat laun akan menjadi pengaruh psikis.
Pengaruh psikis:
1.         Ketakutan-ketakutan yang tidak disadari (dibawah alam sadar)
2.         Ketakutan yang bersifat inflantile (kekanak-kanakan).
Ketakutan tersebut tidak hanya berkaitan dengan fungsi reproduksi saja, akan tetapi berhubungan dengan segala aspek kegiatan seksual. Adapun sebab-sebab dari ketakutan tersebut biasanya dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman sejak pubertas.
Contoh ketakutan tersebut berupa:
1.         Ketakutan oleh fantasi-fantasi kehamilan, antara lain berupa gejala muntah-muntah dan perut menjadi kembung.
2.         Ketakutan pada menstruasi hingga merasakan gejala nyeri dan sakit waktu mendapatkan menstruasi  Sehingga faktor-faktor ketakutan tersebut ialah rasa bersalah disadari dan mempengaruhi kehidupan psikis.
Faktor – Faktor yang Menimbulkan Stres pada Wanita Hamil
Berdasarkan SSRS ( Sosial readjusment Rating Scale ) kehamilan menduduki rangking ke 12 dari 43 kejadian dalam kehidupan seorang yang dapat menimbulkan stres, dengan kata lain bahwa kehamilan membawa konsekwensi pada wanita-wanita untuk melakukan penyesuaian atau perubahan – perubahan yang terjadi pada dirinya.
Pada saat seorang wanita hamil, maka sejak saat itu sampai masa nifas berturut – turut akan mengalami perubahan baik fisik maupun psikis, perubahan – perubahan yang tejadi mencakup aspek – aspek sebagai berikut :
1.      Frekuensi nafas meningkat ( lebih sering ) membuat wanita hamil akan menghirup lebih banyak ( oksigen ) udara
2.      Perut semakin membuncit
Gambaran Kondisi Psikologis pada Wanita Hamil
Selama kehamilan banyak wanita yang mengalami perasaan – perasaan :

•    Marah
•    Tertekan
•    Bersalah
•    Bingung
•    Was – was
•    Kesal
•    Khawatir

Hal ini biasanya di tandai dengan gejala – gejala :
•    Kehabisan tenaga atau kebanyakan gerak
•    Tidak bisa tidur walaupun mempunyai kesempatan
•    Menangis tidak tertahan dan mata terasa berlinang
•    Menyadari bahwa perasaan amat cepat berubah
•    Sangat judes atau peka terhadap bunyi dan sentuhan
•    Senantiasa berfikiran negatif
•    Tanpa berwujud merasa tidak mampu
•    Tiba – tiba takut atau gugup
•    Tidak bisa memusatkan perhatian
•    Lebih sering lupa
•    Rasa bingung dan bersalah
•    Makan amat sedikit atau amat banyak
•    Asik dengan fikiran yang menghantui dan mengerikan
•    Kehilangan kepercayaan dan harga diri

Apabila kondisi – kondisi ini terjadi secara beruntun sedikitnya selama 2 minggu maka akan menimbulkan kondisi psikologis yang bermasalah yang sifatnya memerlukan adanya pengobatan.

 Faktor – faktor yang mempengaruhi kondisi psikis pada masa hamil
1.     Sudah punya banyak anak
Banyak anak sebagian orang merasakan sebagai beban finansial yang harus di tanggung, belum lagi di tambah kerepotan – kerepotan lainnya, apalagi jika dalam keluarga sudah ada anak dengan jumlah lebih dari cukup.

2.    Khawatir berubah penampilan
Bagi sebagian perempuan, penampilan merupakan nilai jual, perubahan bentuk wajah dan tubuh akibat kehamilan dan persalinan di anggap akan mengurangi keindahan penampilan. 

3.    Kemampuan finansial dirasa tidak memadai
Jika si kecil lahir di saat kondisi keuangan keluarga tengah morat marit memang merepotkan, kondisi ini merupakan hal yang sangat menganggu kondisi psikologis seorang ibu hamil

4.    keluhan sulit tidur
Sulit tidur di malam hari dapat membuat kondisi ibu hamil menurun, konsentrasi berkurang, mudah lelah, badan terasa pegal, tidak mood bekerja dan cenderung emosional. Keluhan tidur umumnya muncul saat usia kandungan memasuki trimester ketiga dimana janin sudah tumbuh sedemikian besar sehingga terasa menyesakkan.
Ditrimester pertama, kadar hormon dalam tubuh ibu sedang mengalami perubahan drastis yang sering memunculkan keluhan muntah – muntah, sehubungan dengan itu, keluhan sulit tidur biasanya muncul  karena sebab sebagai berikut :

•    Stres
•    Perubahan hormon
•    Dihantui kecemasan
•    Gangguan psikis


Cara Mengatasi Gangguan Psikologis Kehamilan
Ibu yang sedang hamil, pasti akan mengalami berbagai macam perubahan bukan hanya perubahan secara fisik namun juga secara psikologis. Jangan heran jika ibu yang hamil tiba-tiba menangis atau marah. Ini terjadi karena adanya perubahan hormonal yang lazim dialami oleh ibu-ibu yang sedang hamil. 
Untuk itu ibu-ibu yang kini sedang mengandung buah hati, harus selalu menjaga kondisi psikologisnya agar tetap baik dan seimbang. Jika kondisi psikologis sang ibu baik pastinya sang ibu akan lebih tenang atau rileks saat menjalani masa-masa kehamilannya.
Berikut beberapa cara yang dapat menyeimbangkan kondisi psikologis saat ibu sedang mengandung:

1.  Informasi 
Carilah informasi seputar kehamilan terutama mengenai perubahan yang terjadi dalam diri ibu termasuk hal-hal yang perlu dihindari saat sedang mengandung agar janin tumbuh sehat. Pengetahuan atau informasi yang tepat akan membuat ibu merasa lebih yakin sekaligus bisa mengurangi rasa cemas yang sering muncul karena ketidaktahuan mengenai perubahan yang terjadi. 
2.    Komunikasi dengan suami 
Bicarakanlah perubahan yang terjadi pada diri Anda selama hamil dengan sang suami, sehingga ia juga tahu dan dapat memaklumi perubahan yang terjadi pada diri Anda. Tidak jarang jika Anda mengkomunikasikan hal ini, sang suami akan memberikan dukungan psikologis yang dibutuhkan. 
3.    Rajin chek up 
Periksakan kehamilan secara teratur. Cari informasi dari dokter atau bidan terpercaya mengenai kehamilan . Jangan lupa, ajaklah suami saat berkonsultasi ke dokter atau bidan. 
4.Makan Sehat 
Pahami benar pengetahuan mengenai asupan makanan yang sehat bagi perkembangan janin. Hindarilah mengonsumsi bahan yang dapat membahayakan janin, seperti makanan yang mengandung zat-zat aditif, alkohol, rokok, atau obat-obatan yang tidak dianjurkan bagi ibu hamil. Jauhkan juga zat berbahaya seperti gas buang kendaraan yang mengandung timah hitam yang berbahaya bagi perkembangan kecerdasan otak janin. 

5.Jaga Penampilan 

Perhatikanlah penampilan fisik dengan menjaga kebersihan dan berpakaian yang sesuai dengan kondisi badan Anda yang sedang berbadan dua. Jangan lupa untuk melakukan latihan fisik ringan, seperti berenang atau jalan kaki ringan untuk memperlancar persalinan. 

6.  Kurangi Kegiatan 
Lakukanlah penyesuaian kegiatan dengan kondisi fisik saat hamil. Memasuki masa persalinan, Anda dan suami harus sudah siap dengan berbagai perubahan yang akan terjadi setelah kelahiran sang bayi.

7.  Dengarkan Musik 
Upayakan berbagai cara agar terhindar dari stres. Atasilah kecemasan maupun emosi negatif lainnya dengan mendengarkan musik lembut, belajar memusatkan perhatian, berzikir, yoga atau relaksasi lainnya. 

8.  Senam Hamil 
Bergabunglah dengan kelompok senam hamil sejak usia kandungan menginjak usia 5-6 bulan. Jangan lupa untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan. Senam hamil tidak hanya bermanfaat melatih otot-otot yang diperlukan dalam proses persalinan, melainkan juga memberi manfaat psikologis. Pertemuan sesama calon ibu biasanya diisi dengan acara berbagi pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran positif. Melalui kegiatan itu pula secara perlahan kesiapan psikologis calon ibu dalam menghadapi persalinan menjadi semakin mantap. 

9.  Latihan Pernafasan 
Lakukanlah latihan relaksasi dan latihan pernapasan secara teratur. Latihan ini bermanfaat untuk ketenangan dan kenyamanan sehingga kondisi psikologis bisa lebih stabil.